Pada Akhirnya, Yang Ada Hanya Diri Sendiri
Judulnya sungguh skeptis ya. Tapi nyatanya ini adalah realita yang mau nggak mau diterima seiring bertambahnya usia. Dan ya, sedang berusaha diterima olehku — dan kamu juga kan?
Pada akhirnya, fokus manusia ada pada masing-masing dirinya; pada bagaimana mereka berkembang ke arah kebaikan, pada bagaimana cara mereka bertahan hidup (dan waras) di tengah kegelisahan, juga pada bagaimana hidupnya bisa memiliki makna, manfaat, dan kenangan.
Kemudi, kendali, kontrol (you name it) ada di diri sendiri. Tentu sesekali butuh bantuan orang lain untuk mengarahkan maps dan menjaga supaya tetap terjaga (baca: waras).
Tapi ada masanya, perjalanan itu harus kita sendiri yang mengemudi, yang melawan ngantuk, yang malah menyasar ke tempat antah berantah. Harus dialami sendiri supaya bisa merasakan seni bertemu orang asing dan memulai sosialisasi dari nol lagi (kayak bensin haha).
Selain supaya bisa fokus membiasakan hidup dengan kaki dan keputusan sendiri, semoga juga bisa meresapi tujuan Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.
| Jakarta, aku yang tak bisa berkata-kata lagi.